Hari Guru atau Hari Wali Kelas?

Hari Guru atau Hari Wali Kelas?

Setiap tanggal 25 kita memperingati “Hari Guru” dengan segala lisan manis penuh pujian dan penghargaan kepada mereka yang tanpa lelah mengajarkan kita berbagai ilmu pengetahuan. Banyak sekali tamplate ucapan “Selamat Hari Guru” yang bertebaran di sosial media. Tak jarang, kita melihat para guru diberikan penghargaan, bunga-bunga kecil, ucapan terimakasih, hingga hal yang tak terduga, diskon belanja. Unik sekali memang.

Tapi tahukah kalian, pada prakteknya tidak semua guru mendapatkan hal-hal manis seperti itu, Wali Kelas! ya, mereka yang sering kali tak terlihat pergerakan dan perjuangannya, seperti “Ninja dalam Pendidikan”. Setiap pengambilan rapot, pasti yang ditemukan adalah “Wali Kelas” bukan guru pengampu mata pelajarannya. Wali kelaslah yang merasakan keluhan, kesenangan, titipan (keluh kesah) para wali murid. Tetapi mengapa bukan mereka saja yang diperingati setiap tanggal 25 November ini?

Bahkan dalam banyak hal, wali kelas adalah “Pahlawan Tak Terlihat”, kalo guru adalah “Pahlawan Tanpa Jasa”, kalo wali kelas, itu julukannya. Merekalah yang harus mengelola lebih dari sekedar soal akademik. Mereka adalah detektif yang menyelidiki perubahan perilaku siswa maupun siswi, mereka juga bisa sebagai BK (bimbingan konseling), merekalah tempat curhat emak-emak ketika ngambil rapot.

Namun, meskipun demikian, peringatan “Hari Guru” sering kali berfokus pada mereka yang mengajar, bukan mereka yang menjaga keharmonisan kelas. Mengapa tidak ada peringatan “Hari Wali Kelas” ? Tanda tanya besar yaa gaesss.

Baca artikel hangat saya : Bagaimana Etika Berpolitik Dalam Perspektif Agama

Wali Kelas: Manusia Serba Bisa

Bayangkan ini, ketika murid mengalami stres karena nilai ulangan, sementara di sisi lain, ada orang tua yang khawatir anaknya tidak mengikuti ekstrakulikuler. Dan disaat bersamaan, ada murid yang berantem, melakukan kriminal, melakukan pelecehan seksual, Wali Kelas lah yang menanggung semuanya, pertanyaan akan terlempar kepada mereka. Siapa si wali kelasnya? kaga dijaga apa murid-muridnya?.

Sementara disisi lain, wali kelas harus menjaga ketertiban dan keharmonisan kelasnya. Semuanya menunggu giliran untuk mengajarkan Matematika atau Bahasa Indonesia. Kalau itu bukan “Superhero” entah julukan apa lagi yang layak diberikan kepadanya.

Tetapi dengan peran multifungsi seperti ini, adakah penghargaan khusus untuk wali kelas? sepertinya tidak ya. Hari Guru datang dan pergi, tetapi Wali Kelas, harus terus duduk dibalik meja kumuhnya, menjaga keseimbangan antara memberikan pelajaran dan menyelesaikan drama remaja yang tak terkendali.

Itulah mereka “Wali Kelas” seorang Pahlawan dibalik Layar, yang harus pusing-pusing mengurus anak-anak murid yang dipegangnya. Tak datang kena hantam, datang pun bikin pala pening. Rasanya harus diberikan kategori khusus untuk mereka, mungkin semacam penghargaan “Wali Kelas Terbaik: Menghadapi Psikologi Siswa dan Pahlawan dibalik Layar”, atau “Wali Kelas Sejati: Menyenangkan Hati, Menumbuhkan Karakter”. Arghhhhh ada-ada saja saya ini.

Mungkinkah Kita Butuh Hari Wali Kelas?

Bayangkan kalo ada peringatan “Hari Wali Kelas”, pada hari itu, setiap wali kelas dikumpulkan dan akan mendapatkan penghargaan setinggi-tingginya dan mungkin khusus “Hari Wali Kelas” gajinya dinaikan sedikit. Dan mungkin diberikan panggung khusus untuk mereka, agar berbicara tentang tantangan mereka menghadapi bocil-bocil Gen-Z sekarang, menyelesaikan masalah percintaan mereka. Wihhhh, seru sekali rasanya hehehe.

Namun, tentu saja, kita harus ingat bahwa di dunia yang serba sibuk ini, kita sering lupa bahwa banyak dari kita mengandalkan peran-peran yang tak terlihat untuk menciptakan keseimbangan. Wali kelas, seperti biasa, tetap menjadi sosok yang diabaikan, meskipun tanpa mereka, kelas bisa menjadi amburadul, dan kacau balau.

Kesimpulan

Sebagai penutup, mari kita akui bahwa penghargaan kepada guru, baik guru mapel ataupun wali kelas, adalah hal yang penting untuk diperingati. Tidak ada yang lebih mulia daripada mendidik generasi penerus bangsa, tetapi mari kita ingat pula, sosok-sosok yang perlu perhatian lebih. Hari Guru sudah sepatutnya menjadi momentum untuk menghargai semua guru tanpa terkecuali (Menghargai Guru Secara Adil), ini poin penting Kesimpulannya.

Alief hafiz
Alief hafiz

"Scribo Sic Existo"

Articles: 18

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *